Sang Naga Air

Dear Readers,

Selain aliran energi dari dalam bumi yang senantiasa disebutkan secara simbolis sebagai nadi naga, terdapat sebuah sumber energi lain yang tak kalah penting. Sumber energi tak terputus ini tak lain adalah aliran sungai yang secara konstan mengenerate dan mengakumulasi energi di sepanjang jalur yang ia lalui.

Bentuknya yang meliuk-liuk, dan besarnya energi yang diciptakan oleh aliran sungai membuat para praktisi menyematkan julukan dan kedudukan sama dengan Nadi bumi, yaitu Naga Air.

Hal ini membuat ada dua faktor yang bisa mengakumulasi energi pada sebuah site. Sumber dari dalam bumi berasal dari nadi bumi, yang merupakan aliran darah dan detak jantung sang bumi. Dan dari atas bumi berupa hembusan nafas dan vitalitas sang naga yang menari-nari.

Sedari dahulu masyarakat China kuno menggambarkan bahwa Naga adalah hewan mistis yang tinggal pada aliran sungai. Pada hari cerah ia terbang ke angkasa, bermain-main dan meliuk di antara awan. Menurunkan hujan dan turun ke bumi. Kembali dan berenang-renang pada habitatnya mengikuti aliran air sungai.

Penggambaran ini sesungguhnya menunjukkan betapa dari ribuan tahun yang lalu, masyarakat China kuno telah mengerti hukum fisika. Naga yang dimaksudkan bukanlah hewan bersisik seperti ular yang berkaki empat seperti yang sering digambarkan. Namun lebih merupakan sirkulasi perubahan bentuk air.

Air yang mengalir pada jalurnya disebut sebagai naga yang tinggal pada aliran sungai. Air yang menguap dalam bentuk uap adalah naga yang terbang ke langit. Membentuk gugus awan adalah naga yang menari di angkasa. Dan hujan yang turun adalah sang naga yang turun ke bumi untuk kembali ke habitatnya.

Segala proses di atas melibatkan transformasi bentuk dinamis yang pada prosesnya akan melibatkan dan menghasilkan energi. Inilah sebabnya keberadaan aliran sungai sangat dihargai oleh para praktisi zaman dahulu, yang sehingga terciptalah julukan ‘naga’ tersebut.

Seorang praktisi yang kompeten dengan mudah bisa mendeteksi site mana yang mendapatkan benefit dari aliran sebuah sungai. Seorang praktisi yang sama, juga dengan mudah bisa memanipulasi agar aliran air yang ada memberikan efek positif bagi sebuah site. Inilah sebabnya, keberadaan aliran air pada sebuah site bisa dianggap berkah dan harta yang tak terkira bagi seorang ahli FengShui.

Namun sebagaimana setiap aspek kehidupan memiliki dua sisi, demikian pula dengan keberadaan aliran air. Karena energinya yang terlalu besar dan konstan, kesalahan menanganinya akan menciptakan masalah besar.

Bentuk, arus, posisi dan arah aliran air sangat mempengaruhi kualitasnya menyangkut sebuah site. Hal ini tidak boleh diabaikan. Dan berlaku bahkan bagi aliran air buatan sekalipun.

Belasan tahun yang lalu, saya mendapatkan kepercayaan untuk mendesign sebuah project perumahan yang cukup mewah di sebuah kota.

Ketika melakukan tinjauan awal ke tanah yang rencananya dikembangkan tersebut, saya menemukan bahwa meskipun lokasi yang bersangkutan masih dipenuhi tanaman liar namun memiliki energi yang sangat potensial.

Padatnya energi pada tanah ini tercipta dari aliran sungai yang berada di belakangnya. Air masuk dari kiri belakang, Melengkung dan membentuk busur, menciptakan limpahan energi yang tak terputus bagi site yang bersangkutan. Sang naga hadir dan bersarang.

Yang lebih menakjubkan terjadi pada posisi keluar air. Terbentuk sebuah simpul lengkungan yang mengunci posisi air keluar. Hal ini menciptakan energi yang surplus. Banyak masuk dan sedikit keluar. Akumulasi dan endapan energi yang tercipta, mampu terkunci dan dipergunakan oleh tanah tersebut.

Setelah melakukan konfirmasi menggunakan LuoPan; FengShui Compass, saya mengetahui bahwa site yang bersangkutan memenuhi kondisi sempurna dari teknik aliran air.

“Gerbang langit terbuka, pintu bumi tertutup.” Saya mengucapkan kalimat ini berulang-ulang sambil menggelengkan kepala berdecak kagum.

Mr Tan, sang pemilik project yang ikut pada sesi survey tersebut memandang saya dengan penuh tanda tanya, “Master, bagaimana hasil pengamatan anda? Apakah bisa berhasil jika saya membuka project disini?” Ia bertanya.

Saya memandang Mr Tan sambil tersenyum, “Selamat Mr Tan, project anda tanpa diragukan pasti akan berhasil dan terjual. Hal ini tak perlu diragukan.”

“Terima kasih Master, keyakinan anda sungguh berarti bagi saya. Sebab sebelumnya banyak ahli yang meragukan tanah ini.” Mr Tan menyambung.

“Mereka berkata umumnya tanah yang di belakangnya terdapat aliran sungai, adalah tanah yang tidak baik secara FengShui. Karena prinsip FengShui terbaik adalah Gunung di belakang, air di depan.”

Mendengarkan ini saya berdiam cukup lama sambil berpikir, apakah para Master tersebut memang bodoh atau pura-pura bodoh karena hendak mengeruk keuntungan yang lebih besar. Luar biasa sekali efek penyesatan yang dilakukan oleh pikiran yang dungu atau serakah.

“Kondisi ideal FengShui yang terdapat pada text kuno memang menggambarkan bahwa sebaiknya sebuah site mendapatkan perlindungan dari belakang, dan energi dari depan. Namun bukan berarti tidak ada kondisi ideal di luar itu.”

Saya lalu menyambung, “Logikanya, Jika memang semua site yang di bagian belakangnya ada aliran sungai disebut tidak baik, maka bisa dikatakan semua orang yang tinggal di daerah pesisir akan mendapatkan kesialan. Pertanyaan saya adalah, Apakah benar demikian? Apakah tidak ada orang yang kaya raya di tempat tersebut? Mereka yang tinggal di daerah pesisir, kebanyakan kediamannya jalan raya di depan dan sungai di belakang.”

Mr Tan manggut-manggut mendengarkan hal ini tanda setuju, “Benar, benar. Padahal banyak orang di daerah pesisir yang di belakang rumahnya adalah laut, malah menjadi orang super kaya. Memiliki puluhan kapal.”

“Hal yang terpenting adalah, seorang praktisi harus mampu untuk mengetahui apakah dampak sebuah aliran sungai bagi sebuah site.” Saya menyambung.

“Apakah aliran sungai tersebut menyerang, apakah aliran sungai yang bersangkutan menguras energi, dan apakah aliran sungai tersebut malah mampu mengakumulasi energi? Semuanya mendatangkan dampak yang berbeda.”

Mendengar hal tersebut, Mr Tan melanjutkan bertanya. “Apakah hal ini ada hubungannya dengan apa yang anda sebutkan tadi? Membuka gerbang langit dan bumi?”

“Gerbang langit terbuka dan pintu bumi tertutup.” Saya mengkoreksi.

“Gerbang langit terbuka adalah istilah yang disebutkan bila aliran air datang secara baik dan nyata. Bisa mengakumulasi energi kedalam sebuah site. Sedangkan pintu bumi tertutup adalah sebutan untuk situasi dimana air yang keluar tersembunyi dan tidak bocor.”

Saya melanjutkan sementara Mr Tan masih menyimak dengan mimik serius, “Dengan situasi demikian, energi akan terakumulasi dan mengalami surplus. Cukup untuk dipergunakan bagi penghuni tanah tersebut. Karena energi air juga adalah energi kemakmuran, maka tanah seperti ini pastilah akan membawa kemakmuran. Inilah esensi teknik naga air!”

Mr Tan setelah mendengarkan penjelasan ini, akhirnya merasa lega dan menjadi lebih percaya diri untuk menggarap project terbarunya. Saya pun mendesign layout dan peletakan jalan raya, titik air, lokasi rumah dan penghijauan bersama dengan arsitek yang ditugaskan untuk melakukan perencanaan.

Beberapa bulan kemudian, sesuai dengan apa yang saya ungkapkan, project perumahan ini terjual sepenuhnya. Ludes tanpa terkecuali. Hal ini menjadi rekor dan sumber kehebohan karena tidak pernah ada kejadian yang sama sebelumnya di kota tersebut.

Selama proses cut and field project perumahan tersebut, saya cukup sering terjun ke lapangan untuk mengawasi. Sering bersama Mr Tan berkeliling untuk mmastikan proses pembangunan yang ada tidak merusak kualitas energi site tersebut.

Pada suatu ketika, Mr Tan memperkenalkan saya dengan seorang koleganya, Mr Gu. Mr Gu adalah pemilik lahan yang bersebelahan dengan lokasi project Mr Tan ini. Menempel samping menyamping. Berbagi aliran sungai yang sama dan jalan raya yang sama.

Melihat kesuksesan project Mr Tan, ada keinginan Mr Gu untuk melakukan kerjasama. Menggabungkan tanah yang ia miliki dengan project Mr Tan. Sebagai seorang pengusaha, Mr Tan tentu saja menyambut dengan hangat proposal ini, sebab bisa menambah barang dagangan yang ia miliki.

Mereka berdua menceritakan ide ini dan meminta pandangan saya.

“Penyatuan kedua project ini bisa dilakukan.” Saya menjawab keduanya yang mendengarkan dengan serius. “Syaratnya, anda berdua harus mempertahankan satu akses masuk yang berasal dari lahan Mr Tan. Dengan demikian aliran energi, dan kualitas energi yang keluar masuk akan mengikuti project yang telah ada. Dengan demikian pula, kesuksesan yang sama bisa didapatkan.”

Mendengar hal ini, keduanya setuju. Karena memang itulah rencana mereka. Mr Gu memang hendak mendompleng nama dan reputasi yang telah digapai oleh Mr Tan. Lagipula, saat itu banyak calon pembeli yang terpaksa harus kecewa karena Mr Tan telah kehabisan stok rumah untuk dijual. Hal ini tentu menjadi peluang yang sangat besar.

Namun karena rasa ingin tahunya, Mr Gu kemudian bertanya lagi, “Bagaimana kualitas tanah yang saya miliki? Jika saya membuka project perumahan milik saya secara mandiri, apakah bisa sesukses project milik Mr Tan?”

Saya menatap Mr Gu, lalu berkata. “Hal tersebut sulit terjadi. Karena ada perbedaan kualitas.”

Mendengar hal ini, Mr Gu memasang mimik wajah yang tampaknya sedikit tersinggung, bertanya lebih lanjut. “Perbedaan kualitas apakah yang anda maksudkan? Jika perbedaan kualitas manusianya, saya memiliki pengalaman menjadi developer yang tidak kalah dibanding Mr Tan. Jika perbedaan kualitas tanahnya, bukankah posisi tanah kami berdempetan? Berbagi jalan raya yang sama, dan juga aliran sungai yang sama.”

“Mr Gu, pertama, saya ingin anda mengerti satu hal. Saya tidak memiliki agenda apapun untuk memaksa anda bekerjasama dengan Mr Tan. Sehingga saya tidak perlu menganjurkan atau menghalangi keputusan anda berdua.”

“Kedua, saya tidak berani meremehkan kualitas dan pengalaman anda sebagai seorang developer yang tentunya telah menghadapi banyak hal pada bisnis anda. Sehingga sama sekali bukan tujuan saya untuk mengajari anda berdasar pertimbangan bisnis. Hal tersebut sama saja dengan mengajari itik berenang.”

Tanpa menunggu jawaban Mr Gu, saya melanjutkan, ” Yang terakhir, izinkan saya untuk menjawab berdasarkan keahlian saya. Meskipun bersebelahan, namun kualitas tanah yang anda miliki berbeda. Meskipun berbagi aliran sungai yang sama, namun terdapat perbedaan pengaruh yang dibawanya.”

“Pada tanah Mr Tan, aliran sungai yang ada bersifat mengakumulasi energi. Sedangkan pada tanah anda, aliran sungai yang ada malah menguras energi. Hal inilah yang menjadi alasan saya untuk menyarankan penyatuan tanah anda ke project Mr Tan. Agar bisa memanfaatkan energi yang ada dari tanah miliknya.”

Mr Tan yang sedari tadi diam, lalu berceletuk, “Faktor apakah yang membedakan kualitas energi kedua tanah ini?”

“Bentuk, posisi dan cara sungai tersebut mengalir.” Saya menjawab singkat.

Selepas pertemuan tersebut, Mr Tan dan Mr Gu terlibat interaksi yang cukup intense. Bersama-sama menggodok term and condition untuk terlaksananya kerjasama tersebut. Namun pada akhirnya karena satu dua sebab, partnership ini batal untuk dijalankan. Keduanya berpisah sebelum sempat berjalan bersama.

Mengikuti perkembangan ini, Mr Gu tidak ingin berdiam diri. Ia pun mengambil alih dan meluncurkan project perumahannya sendiri. Orang kepercayaannya, yang pernah bersama-sama ikut mendengarkan penjelasan saya sebelumnya, mencoba mengingatkan Mr Gu. Mengingatkan mengenai bahwa menurut saya, tanah yang ia miliki bukan saja tidak mendapat benefit dari aliran sungai, malah dirugikan.

Mr Gu bukanlah orang yang terlalu mempercayai FengShui. Ia menganggap bahwa seni FengShui tidak sesuai dengan agama yang ia anut. Menganggap FengShui adalah sesuatu yang mistis dan mengada-ada. Mengabaikan fakta bahwa sesungguhnya seni ini bukanlah sesuatu yang mistis dan bahkan jauh lebih tua dibandingkan agama apapun yang ada di dunia.

Tanpa ragu ia mengeksekusi rencananya.

Saat tulisan ini diterbitkan, belasan tahun setelah Mr Gu mengambil keputusan untuk meluncurkan project anyarnya. Ia masih berjuang. Mencoba menjual dan mendorong pembeli untuk menempati project perumahannya.

Saat aliran air dikelola dengan benar, berkah dan kemakmuran datang tanpa henti. Sebaliknya, penempatan air yang salah, akan membawa bencana tak terputus.

Salam.