Kualitas Tanah

Dear Readers,

Salah satu tahapan terpenting pada penataan FengShui adalah pemilihan tanah tempat sebuah rumah tinggal atau areal penguburan akan diciptakan.

Sebuah site yang baik harus mendapatkan supply energi dari bumi. Mengakumulasi energi dari atas permukaan bumi yang dibawa oleh angin, aliran air, dan perubahan cuaca. Dengan demikian, site tersebut akan mendapatkan nutrisi dari dalam dan luar, menjadi matang.

Namun meskipun sebuah site mendapatkan supply energi yang mencukupi, jika kualitas tanahnya tidak sesuai, akan seperti mengisi air ke tempayan yang pecah. Tidak ada energi yang bisa tersimpan. Buah tidak jadi matang karena kebocoran. Dan tentunya membatasi benefit yang bisa diperoleh penghuninya.

Pada situasi ekstrem, jika kualitas tanah yang bersangkutan mengandung energi yang melenceng. Malah supply energi yang berlimpah akan memperkuat abnormalitas yang ada.

Tanah yang baik adalah tanah yang subur. Tidak terlalu lembek, tidak terlalu keras. Tidak terlalu renggang dan tidak terlalu padat. Mengandung air, namun tidak basah. Hangat, namun tidak gersang. Pada umumnya, tanah yang mampu menaungi ekosistem, disebut sebagai tanah yang baik.

Sebaliknya pada proses hunting sebuah site. Hindari tanah bebatuan, tanah berpasir, tanah rawa, tanah dengan akar tanaman terlalu banyak, tanah gersang, tanah berpori, dan masih banyak lagi kualitas tanah yang tidak boleh dipergunakan.

Teknik mengamati tanah, saya peroleh dari Cai ShiFu. Beliau bukan saja menurunkan teori pengamatan, namun juga kerap mengajak saya terjun ke lapangan. Tak terhitung banyaknya sample tanah yang kami amati. Pada siang hari maupun malam hari, untuk rumah tinggal maupun untuk makam, di perkotaan dekat dengan peradaban maupun di pegunungan yang hanya berteman gugus alam.

Meminjam istilah beliau sekaligus sebagai rangkuman teknik pemilihan tanah, “Sebuah tanah yang baik harus memiliki 5 Warna, dan juga memiliki nafas.”

Yang terakhir, namun juga tak kalah pentingnya adalah sejarah tanah yang telah dipilih. Tanah bekas kuburan, rumah sakit, sekolah, pemotongan hewan, lokalisasi dsb disebut sebagai tanah yang terlalu Yin. Mengandung hawa buruk yang meresap ke dalam tanah bersangkutan, dan bahkan bisa bertahan puluhan tahun setelah tanah tersebut dialih fungsikan.

Inilah sebabnya, seorang ahli FengShui yang qualified selalu menanyakan silsilah sebuah site yang ia audit. Untuk menghindari potensi yang bakal membawa kerepotan.

Praktisi FengShui pada zaman modern sudah jarang mempertimbangkan kualitas tanah. Bahkan pada negara-negara tertentu yang kebanyakan rumah tinggalnya dibangun secara vertikal, bahkan kesempatan untuk mempelajari hal ini semakin minim. Namun, pengetahuan kualitas tanah ini perlu untuk dimengerti oleh siapapun yang berniat untuk mencari dukungan bumi secara maksimal.

Ada banyak pengalaman menarik yang bisa saya ceritakan mengenai pemilihan kualitas tanah. Namun salah satu yang paling membekas dalam ingatan saya adalah peristiwa yang terjadi belasan tahun lalu berikut ini.

Bertahun-tahun setelah menyelesaikan pembelajaran seni FengShui, saya berkesempatan untuk berkolaborasi dengan Master You. Hubungan saya dengan sang Master bisa dibilang cukup unik. Beliau adalah salah satu sosok yang membuka jalan saya menuju dunia Destiny Reading. Pada proses tersebut, beliau pula yang merekomendasikan saya untuk belajar kepada seniornya yaitu Cai ShiFu. Sehingga bisa dibilang hubungan guru dan murid, merangkap rekan seperguruan.

Selesai masa pembelajaran tersebut. Giliran saya yang menginstruksikan kembali kepada Master You, mengenai teori-teori terdalam aliran Kompas yang melibatkan perhitungan rumit (yang selama ini sulit ditembus beliau). Sehingga kali ini posisi guru dan murid menjadi terbalik. Seiring hal tersebut, kami juga sering berkolaborasi dalam mengerjakan project bersama. Demikianlah hubungan yang sudah rumit ini, bertambah lagi menjadi partner dan rekan kerja.

Pembagian tugas kami cukup jelas. Master You yang menghandle hubungan manusia ke manusia, dan saya yang menghandle urusan pekerjaan di lapangan. Atas dasar inilah, pada suatu hari Master You mengajak saya untuk memenuhi undangan seorang klien lama, Mr Tan.

Mr Tan adalah seorang pengusaha property yang sedang naik daun. Ia mengembangkan banyak project di kota tempat tinggalnya. Semua berjalan lancar. Salah satu project terbesarnya menggunakan jasa kami sebagai konsultan, dan bisa dikatakan sebagai projectnya yang paling sukses. Mencetak rekor sebagai satu-satunya prject property mewah yang sold out dalam waktu kurang dari 6 bulan, tanpa perlu mengadakan event atau promo. Bahkan menurut pengakuan Mr Tan, ia tidak pernah berkesempatan mencetak selembar brosur pun. Kisah yang ini, kita kesampingkan untuk lain hari.

Pada pertemuan di hari tersebut, Mr Tan bercerita bahwa berkat dukungan FengShui, seluruh project perumahannya mampu terjual dengan kondisi memuaskan. Beliau memang orang yang sangat percaya bahwa penataan FengShui yang tepat akan membuat projectnya terjual dengan baik. Sebelum menggunakan jasa kami pada project teranyarnya, sesungguhnya ia telah banyak menggunakan jasa ahli metafisika terutama FengShui.

Terdapat sebuah project perumahan milik Mr Tan yang menempati sebidang tanah tidak terlalu luas, namun berada di pusat kota. Setelah di-launching, Project ini dengan cepat terjual. Mr Tan juga telah menyelesaikan proses pembangunan, dan melakukan serah terima unit kepada pembeli. Project ini bisa dikatakan sukses.

Namun satu hal yang membebani pikirannya adalah, meski proses serah terima ini telah terjadi bertahun-tahun lalu, namun komplek perumahan tersebut hanya dihuni oleh beberapa keluarga saja. Rumah-rumah dibiarkan kosong oleh pembeli. Ada yang memang sedari awal tidak menempati, dan lebih banyak pula yang setelah menempati sejenak lalu pindah keluar.

Kondisi ini membuat komplek perumahan elit di tengah kota tersebut seperti mati. Rumah-rumah kosong dan dingin berjejer, tak ada hawa kehidupan.

Sebagai seorang pengusaha, Mr Tan khawatir akan hal ini. Sebab perumahan yang mati akan sangat mempengaruhi reputasinya. Akan menjadi pertimbangan para klien ketika hendak memutuskan membeli project yang ia develop selanjutnya.

Banyak cara sudah dilakukan oleh Mr Tan. Mulai dari cara konvensional sampai unkonvensional, namun tidak berhasil. Tujuan pertemuan kali ini sederhana, Mr Tan meminta bantuan kami. Ia bersedia melakukan dan membayar berapapun agar komplek tersebut terisi oleh penghuni.

Tantangan ini menarik. Sebab menurut Mr Tan, sudah banyak ahli yang mencoba namun tidak membuahkan hasil. Tanpa berpikir panjang, kami menyanggupi pekerjaan tersebut.

Komplek tersebut tidak luas. Dibangun memanjang dengan dua buah jalan utama. Rumah di dalamnya memiliki style modern classic. Tidak banyak, sekitar 100an unit. Memiliki dua akses jalan. Yang satu dibuka sebagai gerbang utama, yang satunya terkunci sebagai gerbang darurat.

Lingkungan sekitar perumahan tersebut baik, menyediakan banyak energi. Kualitas tanah baik. Cahaya, aliran udara, arah hadap semua juga baik. Tak heran jika komplek ini sold out dengan mudah. Ketika melakukan survey site, saya tidak menemukan apapun yang salah pada tempat tersebut.

Namun pada tinjauan yang lebih mendalam, terdapat beberapa hal yang mengganjal. Meski siang hari, energi pada tempat tersebut tidak wajar. Ada banyak hawa Yin yang tidak sepantasnya muncul di siang hari. Kondisi seperti ini jarang terjadi pada dataran rendah yang terbuka.

Saya memutuskan untuk kembali pada senja menjelang malam.

Pada senja hari tersebutlah banyak hal yang tadinya hanya samar-samar terkuak jelas. Komplek perumahan ini sarat dengan energi Yin. Suasana yang diberikan hampir mirip komplek pemakaman, lengkap dengan kesan-kesan yang ditimbulkannya. 

“Apakah anda mengetahui sejarah tanah sebelum anda membangun project ini?” Saya bertanya kepada Mr Tan yang mendampingi kami.

Mendengarkan pertanyaan ini, Mr Tan menatap saya penuh arti. Ada perasaan yang bercampur pada sinar matanya.

“Saya tahu.” Ia menjawab singkat. Lalu diam.

Setelah menunggu beberapa lama, Mr Tan tidak juga menjawab. “Mohon anda berkenan memberikan saya informasi. Apa sejarah tempat ini sebelum dibangun perumahan.”

“Dulunya tempat ini adalah rumah sakit spesialis.” Mr Tan akhirnya menjawab. “Mohon untuk anda tidak membocorkan hal ini kepada umum.”

“Saya kurang mengerti. Jika benar tanah ini dulu adalah rumah sakit spesialis? Bagaimana bisa penduduk kota ini tidak mengetahuinya?” Saya melanjutkan mencecar Mr Tan. “Sesungguhnya rumah sakit seperti apa ini?”

Menghela nafas, Mr Tan bercerita. “Pertama, karena tidak semua lahan perumahan ini merupakan bekas rumah sakit. Hanya sebagian pada bagian sudut tenggara saja. Yang kedua, tidak banyak yang tahu sebab posisi lahan ini jauh dari rumah sakit utama, dan hanya unit bangunan terpisah yang tidak menerima pasien walk in.”

“Mohon untuk tidak bercerita kepada siapapun mengenai hal ini.” Mr Tan menyambung sebelum menutup kalimatnya. “Tak banyak yang mengetahui akan hal ini. Bahkan saya sendiri sudah lupa, sebab selain hanya sebagian kecil tanah yang terdampak, juga karena bangunan tersebut tidak bisa disebut rumah sakit.”

Sambil berjalan, saya berpikir. Berdasarkan cerita Mr Tan, berarti ahli FengShui yang dipakai sebelumnya bahkan tidak menyadari hal ini. Sungguh terkadang sulit dipercaya bagaimana seseorang bisa demikian lalai memperhatikan dan menanyakan hal yang krusial ini.

“Sepengetahuan anda, apakah banyak yang meninggal dunia disini?” Saya akhirnya membuka suara bertanya lagi.

“Setahu saya, unit spesialis ini dipergunakan untuk merawat pasien kronis. Sehingga yang ditempatkan pasti 80% tak tertolong.” Mr Tan menjawab getir. “Apakah ada pengaruhnya? Bukankah hanya sebagian kecil di sudut saja yang terdampak, tidak sampai 30% dari keseluruhan lahan. Apalagi dulu pada proses land clearing saya sudah melakukan ritual.”

“Sungguh tidak sesimple itu.” Saya menjawab.

“Rumah sakit, kuburan, penjara, semuanya mencemari tanah tempat mereka berpijak. Ada gejolak emosi yang terlalu kuat pada tempat-tempat ini. Gejolak emosi yang secara perlahan meresap dan mencemari tanah sekitarnya.”

“Pada umumnya, jika hendak memanfaatkan tanah bekas rumah sakit, maka selain melakukan ritual pembersihan. Juga wajib mengeruk tanah yang bersangkutan sedalam 30-50cm. Lalu menggantikannya dengan tanah dari tempat lain.”

Saya masih menyambung, “Mengenai ritual pembersihan, sungguh bukan ranah saya sehingga saya tidak akan membahas hal ini lebih lanjut. Namun tanah yang tercemar bukanlah tanah yang ideal sebagai tempat tinggal manusia. Tanah yang tercemar dengan mudah akan menciptakan gejolak emosi, menciptakan energi perusak, bahkan secara ekstrem akan mengundang makhluk-makhluk yin lain.”

“Mereka yang tinggal disini, selain mengalami berbagai masalah pada kehidupan, kesehatan dan rumah tangga, tentunya juga akan bermasalah secara emosional. Dan saya berani bertaruh, pasti banyak penampakan hantu yang terjadi di tempat ini.”

Mr Tan terdiam. Setelah itu ia memberitahu bahwa memang banyak penghuni rumah yang tadinya baik-baik saja, pindah karena dirundung masalah. Dan memang di perumahan ini sering terjadi penampakan hantu. Bahkan sudah merupakan hal yang wajar bagi para satpam yang setiap hari berpatroli.

Penuturan ini diamini oleh petugas security yang ketika itu mendampingi kami.

“Untuk melakukan pengerukan dan penimbunan kembali setelah rumah berdiri, tentu saja tidak mungkin untuk dilakukan.” Setelah selesai mendengarkan penuturan Mr Tan, saya membuka suara. “Masalah anda ini, tampaknya kami tidak bisa membantu. Maaf.”

 

Sampai disini, seharusnyakisah ini sudah saya tutup. Karena sisi transfer pelajarannya sudah tercapai. Mengenai pentingnya pemilihan kualitas tanah yang baik berikut sejarah tanah atau rumah tinggal yang akan ditempati.

Pemilihan tanah merupakan satu chapter besar yang sangat penting pada pemanfaatan faktor bumi. Sehingga harus diutamakan, dan sama sekali tidaknboleh diabaikan.

Jika anda penasaran bagaimana penyelesaian kasus ini, silahkan melanjutkan membaca ke bawah.

Namun bacalah dengan pemikiran yang lebih terbuka, dan camkan dalam benak anda bahwa apa yang terjadi pada paragraf berikutnya sama sekali tidak berkaitan dengan keilmuan FengShui. Meski masih merupakan bagian darinpraktek Chinese Metaphysic.


 

Raut wajah Mr Tan tampak sangat kecewa. Ia berpaling kepada Master You yang sedari tadi berdiam diri. “Bang, mohon bantuannya. Apapun yang kalian minta akan saya penuhi.”

Mendengarkan permohonan ini, Master You tampak kurang enak hati menolak. Karena memang beliau memiliki hubungan yang cukup akrab dengan Mr Tan.

Beliau lalu mengajak saya berjalan menjauh untuk berdiskusi. 

“Sungguh tidak ada jalan Drie?”, tanyanya.

Saya jawab dengan menggelengkan kepala. “Dengan keilmuan normal tidak bisa. Kondisi seperti ini sudah memerlukan manipulasi yang lebih drastis. Memakai keilmuan ‘Shan’.”

Chinese metafisik terbagi ke dalam 5 bagian besar. Ming (Destiny), Xiang (Bentuk), Bu (Ramalan), Yi (Kedokteran), dan Shan (Alkimia). 

Situasi sekarang, perumahan tersebut sudah selesai dibangun, tidak bisa dibenahi secara fisik. Pastilah harus menggunakan ranah mistis untuk menciptakan manipulasi yang diinginkan.

“Kamu kan menguasai tekniknya?” Master You bersemangat kembali. “Kamu coba pikirkan caranya.”

Saya terdiam.

Di antara semua guru yang berjodoh, ada satu sosok yang jarang saya bahas yaitu Master Yue.  Beliau adalah figur yang membimbing saya memasuki dunia Alkimia, mengajarkan sisi esoteris Dao. 

Namun yang saya praktekkan hanyalah tata cara pelatihan diri yang mencakup teknik pernafasan dan meditasi. Sisi ritual, penggunaan Hu, simbol-simbol dsb, hanya sekedar tahu. Tak pernah saya gunakan bahkan juga tidak pernah saya singgung.

“Ada dua buah teknik ritual yang cocok untuk situasi seperti ini cek.” Saya akhirnya membuka suara. “Pertama, menggunakan mantra dan ritual untuk membersihkan perumahan ini. Kemudian kedua, mengembalikan tatanan dasar dan mengunci tanah dengan menggunakan XianTianBaGua.”

Sebelum Master You menjawab, saya menyambung, “Namun saya tidak bersedia melakukannya. Tidak worthed. Jika acek mau, saya ajarkan tekniknya. Namun acek praktekkan sendiri. Saya hanya mendampingi.” 

Setelah berpikir sejenak, Master You mengangguk menyanggupi hal ini.

Karena tidak ada yang bisa dilakukan pada hari tersebut, kamipun berpamitan untuk melakukan persiapan yang dibutuhkan. Persiapan hari yang tepat, persiapan alat ritual, dan persiapan master You sendiri sebagai sosok yang akan menjadi pelaksana.

Pada hari H, atau tepatnya pada malamnya. Master You berkeliling melakukan ritual pembersihan setiap sudut perumahan tersebut. Saya dan pihak security ikut mendampingi. Mr Tan berhalangan sehingga tidak ikut.

Terjadi sesuatu yang menarik ketika proses penguncian XianTianBaGua dilakukan. 

Kami berdiri di tempat yang merupakan titik tengah perumahan tersebut. Ketika Master You mulai melakukan afirmasi, Jendela dan pintu di sekitar kami bergoyang dan membuka tutup dengan ganas. Seperti terkena angin badai. Suasana sangat ricuh dan riuh. 

Beberapa pihak security yang mendampingi kami bertukar pandang dengan wajah pucat. Ketakutan.

Master You tidak memperdulikan hal tersebut dan menyelesaikan ritualnya. Tepat saat beliau menyelesaikan proses penguncian tersebut, angin bertiup kencang menghilang seketika dan suasana menjadi senyap. Ritual telah selesai dengan sempurna.

Master You terduduk lelah, dan sesampainya di rumah, beliau harus terbaring sakit selama seminggu di ranjang. Para satpam, dan saya sendiri tidak mengalami hal apapun.

Peristiwa tersebut menjadi cerita berkelanjutan di antara para pekerja dan penghuni perumahan tersebut. Dan saat ini, komplek perumahan tersebut telah terisi penuh dan kehidupan berjalan normal tanpa ada peristiwa tak wajar lagi.

Sampai hari ini, Terkadang saya menggoda Master You, Memintanya untuk melakukan ritual yang sama. 

Setiap kali juga ia akan bersungut dan berkata, “Not worthed!”